Sabtu, 18 September 2021

ULTAH PAS QUNUTAN

Hari lahir kota cilegon yg ke 22 ini bertepatan dengan qunutan di Bulan puasa tahun 2021, kado istimewanya adalah berbagai berita dan rumor yang berseliweran dalam teritorial kota cilegon menyangkut persoalan politik, ekonomi dan kebijakan yang terekspos dan viral melalui medsos baik FB atau grup WA yang kemudian menjadi panggung interaksi dan dialogisnya terutama dalam menaikan tensi probabilitas rasional dan emosional public cilegon terutama kalangan aktivis social politik ataupun aktivis kapitalisme. Dengan kepemimpinan walikota yang baru, dengan kebijakan yang baru, tata kelola yang baru, kebiasaan yang baru dan perilaku yang baru, itu sudah menjadi spectrum yang tentu berbeda dengan tradisi dan kultur yang lama terutama dalam pola leadership atau pola approachingnya dalam komunikasi publiknya, implikasinya bisa menjadi penolakan dan pembangkangan yang massif, atau bisa menjadi penolakan dan pembangkangan yang bersifat segmented saja, jika pengaruh akumulasi ekspektasinya kecil. Jika dulu memiliki suami yang gentle, tegas dan galak kemudian berakhir dan bersambung dgn suami baru yang biasa saja bahkan lucu dan terus berakhir, kemudian menikah lagi dengan suami yang lebih banyak senyum lebih soft dan cenderung lemah, sang istri tentu akan sedikit kecewa, protes apalagi jika pemberian nafkahnya sedikit dan pemberian batinnya tidak semesra suami terdahulu dan kadang malu2 ketika berada di ranjang, maka lambat laun kalimat sumpah serapah semakin meningkat dan bertransformasi menjadi kalimat kutukan. Banyak yang tersenyum mewek melihat gaya politik walikota sekarang ini, mereka bilang ini siapa gurunya walikota baru ini kok lebih banyak pencitraanya, lebih banyak gimmic dan seremonial ala selebrotong, sementara banyak kebijakan strategis yang seharusnya cepat dieksekusi, malah ini lebih banyak sosialisasi diri. Mungkin banyak yang berharap janji politiknya yang dulu dikampanyekan terealisir akan tetapi jika kegaduhan dan keributan semakin menjadi maka fenomena ini justru kontra produktif dengan strategi pembangunan daerah yang ingin maju, jika langkah dan manifestasi politik walikota baru ini tidak berbasis pada pemahaman peta konflik dan dimensi politik dalam upaya preventif menjaga stabilitas dan kondusivitas social politik maka cukup berat langkah kebijakan yang akan ditempuh untuk memajukan dan meningkatkan kota ini. Berbagai upaya kebijakan dilakukan untuk pencapaian target dan mengakslerasikan kebutuhan janji utamanya dalam 100 hari pemerintahannya, dengan kebijakan membentuk team dan mengangkat tenaga ahli sementara korespondensi dan koordinasi dengan lembaga legislatif selaku kawan dekatnya malah lebih banyak ditinggal, dia lebih sibuk dengan arogansi intelektualnya(tembelektualnya) yang tidak merangkul seluruh elemen dan komponen politik social di setiap lembaga yang ada, maka banyak kesulitan yang akan didapatkan dalam mengkorelasikan program dan mengkonversikan budgeting yang sedianya harus berjalan, ruang mekanismenya semakin tidak sehat, bisa melahirkan politik ala ken-arok. Peristiwa yang memecahkan di bulan ramadhan tahun ini adalah rangkaian keputusan walkot sebagai pemegang saham BUMD di PT PCM yang memberhentikan jajaran pejabat yang sudah selesai masa baktinya dan peristiwa kiriman surat yang dikeluarkan oleh perusahaan BUMN yakni PT KS tentang penolakan terhadap RIP (Rencana Induk Pelabuhan), yang di dalam surat ini menafikan desain dermaga yang sudah ada dan tidak setuju dengan akses jalan yang menuju ke pelabuhan, dua peristiwa yang hadir bertepatan dengan habisnya periode jabatan di perusahaan ini bersama dengan terbitnya surat penolakan RIP, seakan compatible dengan momen “habis masa jabatan, terbitlah penolakan”. Ada obsesi yang cukup besar dari PT KS untuk bisa memiliki saham di pelabuhan ini, jika kita interpretasikan dengan keluarnya surat penolakan ini, ada upaya bargaining untuk bisa kembali berupaya menginfiltrasi saham yang ada di BUMD ini, sejumlah catatan digital mengemukakan hal itu (lahan DPRD dan SETDA masuk dalam penyertaan modal PT KS), tentunya langkah taktis BUMN ini semakin menerjemahkan bahwa pertandingan el-clasico akan dimulai kembali, dan pertandingan ini semakin tidak menarik jika salah satu kapten kesebelasannya adalah pemain substitusi atau pemain baru yang masih sibuk membaca lapangan dan tidak tahu mana teman setimnya yang sesungguhnya. Semakin mengkhawatirkan para supporter yang teriak-teriak di luar arena. PT PCM adalah singkatan dari Perseroan Terbatas Pelabuhan Cilegon Mandiri. Munculnya diksi mandiri menegaskan tidak bergantung pada siapapun, dalam arti memiliki kedaulatan sendiri tanpa ada intervensi dari mana pun. Kata Ini Seakan menguatkan hak ownership penuh, tidak ada pembagian saham atau saham bersama kecuali bekerjasama sampai batas waktu tertentu, dengan konsepsi seperti ini sesungguhnya pemkot cilegon sudah memenangkan pertandingan el-clasico ini dengan hasil kesepakatan ruislag yang di dalamnya ada paket akses jalan pelabuhan, dan ada paket2 lainnya yang mungkin belum terleasir. Pemkot cilegon ini sebagaimana kesebelasan Barcelona yang lebih banyak memenangkan pertandingan el-clasico, dengan spirit perjuangan yang besar, namun sayang tidak memaintenance spirit yang harus selalu ada di puncaknya, karena akhirnya spiritnya berkurang akibat glamour kapitalisme yg bergelora, staminanya berkurang akibat logistic dan budget bergantung ke APBD, singkatnya lebih banyak entertaintnya daripada perjuangannya, sementara rakyat istiqomah membiayai keperluan pembelian kapal dan keperluan lainnya. Dapat dihitung sudah berapa investor yang sudah digandeng dan gagal, berapa banyak sudah perusahaan2 besar yang ingin menjadi investor di pelabuhan ini. Masih besar peluang yang harus diperjuangkan, kecuali jika hambatan2 itu muncul melalui interest pemerintah pusat atau interest PT KS. dan sekarang PT KS ini maunya bagaimana? PT KS sebagai BUMN seharusnya melihat realitas penduduk terutama pribuminya tidak pernah berada dalam kenyamanan sebagaimana kenyamanan para karyawan dan pejabat KS, penduduk di wilayah operasi produksi industry ini tidak pernah merasakan/menikmati simbol kapitalisme yg ada di kota ini, mereka masih banyak yang berkutat dengan lamaran kerja dan berharap tetesan embun trickl down effect saja. Demikian wajah konstruksi cilegon yang ke 22 tahun di tengah pandemic corona…… sanah helwah May 2021

Tidak ada komentar:

Posting Komentar